Kini China mengklaim telah menutup atau memblokir sekira 60 ribu situs porno sepanjang tahun ini, tak hanya itu, hampir 5.000 orang dipenjarakan dalam kampanye anti cabul.
Pencapaian ini sangat sesuai dengan gelar yang diperuntukkan dari pengguna internet kepada China, yaitu Great Firewall China
Pemerintah Beijing melakukan aksi pembersihan besar-besaran itu karena menganggap konten porno yang beredar di internet dan telepon genggam bisa merusak kesehatan emosional anak-anak.
Meski demikian, langkah tegas China yang mulai diluncurkan Desember 2009 menuai kritik. Sebab, tak hanya konten porno, pemerintah juga menyensor banyak situs yang dianggap sensitif secara politik.
Menurut Wang Chen, Kepala Kantor Bidang Informasi, tindakan ofensif ini sangat penting.
"Kampanye yang kami lakukan sukses besar, tak mudah untuk mencapainya," kata dia, seperti diberitakan situs Daily Mail, Kamis 30 Desember 2010.
"Kami membuat internet lebih bersih dari sebelumnya yang banyak mengandung unsur pornografi."
Wang Chen mengklaim, kampanye yang dilakukan pemerintah bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Namun, kata dia, kampanye ini belum berakhir. Perang melawan pornografi akan berlangsung dalam waktu lama.
"Selama ada orang-orang dengan motif buruk ingin menyebarkan informasi soal kekerasan dan pornografi, kami akan terus melakukan kampanye ini untuk menindak tegas penyebaran informasi itu," kata Wang Chen.
Selama kampanye digalakkan, ada 4.965 tersangka yang ditangkap. Lebih dari 1.300 menerima hukuman dalam kategori kasus kriminal - sebanyak 58 di antaranya dipenjara selama lima tahun atau lebih.
Pemerintah China telah melakukan pemeriksaan atas konten 1,79 juta situs dan menghapus 350 juta artikel, gambar, dan video yang dinilai porno.
Dengan estimasi 450 juta pengguna internet atau lebih dari sepertiga jumlah penduduknya, China adalah populasi online terbesar di dunia.
Pemerintah China diketahui telah memblokir sejumlah situs populer seperti YouTube, Twitter, Flickr dan Facebook.
No comments:
Post a Comment