Yang dilakukan beberapa komunitas ini patut diapresiasi. Melalui dunia maya, mereka getol mengajak orang lain agar bangga dan mencintai apa saja yang berbau Indonesia. Mulai karya tulis, kuliner, hingga pakaian. Efektifkah gerakan mereka?
Setidaknya ada lima komunitas di dunia maya yang getol mengampanyekan gerakan mencintai apa saja yang berbau Indonesia. Mereka adalah pedemunegeri.com, darimulutkehati.com, terimakasihku.com, adalahkita.com, dan kabayanliplap.com.
Awal Desember lalu (2010) para pembuat, pegiat, dan anggota lima komunitas itu bertemu (kopi darat) di acara bertajuk Halo ACI (Aku Cinta Indonesia) yang diadakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Alun-Alun Grand Indonesia, Jakarta.
Hampir sebagian besar anggota lima komunitas tersebut berisi anak muda usia sekolah (mulai SMP hingga SMA). Mereka tampak menikmati acara tersebut. Lima komunitas itu memiliki tujuan sama. Yaitu, mendorong masyarakat, termasuk anak muda, untuk mencintai karya dalam negeri.
Berkunjung ke website setiap komunitas itu akan menemui kesamaan. Yakni, di dalam website tersebut terdapat tulisan: 100 Persen Indonesia.
“Memang sih terkesan muluk-muluk. Tapi, kami ingin memulai dari hal-hal kecil,” kata Bernaldi Pamuntjak, pegiat gerakan ACI dari pedemunegeri. com.
Menyimak website pedemunegeri. com, pengunjung bisa menemukan ratusan karya yang hampir semua milik anak muda. Mulai tulisan, foto, musik, hingga video buatan sendiri.
Blog itu sengaja ditujukan generasi muda kreatif dan penyuka seni. Lihat saja tulisan yang terpampang di halaman awal blog: Apa pun karyamu buat Indonesia, sekecil apa pun, taruh saja di sini….
“Mereka bisa memasukkan hasil karya buatan sendiri apapun itu. Dan, ternyata responsnya cukup besar. Apalagi, anak muda sangat nyaman bertemu di website. Karena itu, website ini terhubung dengan situs jejaring sosial yang sedang ramai. Caranya gampang, bikin account, lalu di-connect ke Facebook dan Twitter,” ucap pria 45 tahun itu.
Per 29 Desember lalu, tulisan yang masuk tercatat 496, video sebanyak 104, foto 1.477, dan karya musik sebanyak 127. Saat ini anggotanya sebanyak 3.013 orang.
“Padahal, kami baru launching November lalu. Memang, yang sekadar ikut-ikutan banyak. Tapi, kalau mereka ikut dalam hal yang baik, kenapa tidak,” katanya.
Lain halnya dengan website darimulutkehati.com. yang membedakan dengan pedemunegeri.com, website itu berisi seputar kuliner. “Tapi, beda lho dengan website kuliner biasa yang berisi resep sekaligus fotonya. Sebab, darimulutkehati.com ini ingin mengajak anak muda mengenal makanan khas Nusantara,” tandas Maria Kresentia, penggagas darimulutkehati.com.
Mereka yang ingin berbagi cerita mengenai kuliner bisa masuk di pilihan Cerita Kuliner dan Kuliner Unik Asik.
Di Cerita Kuliner berisi ratusan foto makanan dilengkapi dengan asal muasal, resep, hingga kandungan kesehatan. Selain itu, di Kuliner Unik Asik lebih khusus pada kuliner dengan nama yang unik atau citarasa lain. “Ada tjampolay asli Cirebon,” ucap perempuan 43 tahun itu.
Menurut Maria, website tersebut memudahkan generasi muda mengenali makanan khas seluruh Indonesia. “Banyak lho, sebagian besar di antara mereka tidak tahu makanan khas Nusantara. Misalnya, Sidoarjo yang terkenal dengan makanan lontong kupang. Dan, mereka bebas meng-upload itu,” katanya.
Beda lagi dengan terimakasihku.com yang memuat cerita kehidupan dari pribadi-pribadi yang cerah. “Kami menyebut orang yang bergabung di terimakasihku.com sebagai sahabat cerah,” kata Agung SR, digital creative director terimakasihku.com. Website tersebut berisi hal-hal positif yang bermula dari ucapan terimakasih. Misalnya, posting-an milik Erlina yang berlabel Terbanyak Dilihat berjudul Ayah dan Ibuku yang Tak Gentar.
“Banyak hal kecil di sekitar kita yang bisa diapresiasi dengan ucapan terimakasih. Apa pun yang diulas tetap berkaitan dengan Indonesia dan bisa memberikan inspirasi, surprise, hingga solusi,” ucapnya.
Berbeda dengan komunitas online lain, terimakasihku.com memiliki segmen anggota yang lebih luas. “Semua usia bisa bergabung dan berbagi cerita di website ini,” tambahnya.
Sedangkan kabayanliplap.com fokus kepada anak-anak usia sekolah dasar. Website tersebut berisi karakter Kabayan asal Sunda yang mulai dikenalkan pada 2008. “Karakter ini ditujukan anak-anak agar mereka tahu tokoh lokal sekaligus mengenal Indonesia. Tidak hanya tahu Upin-Ipin (asal Malaysia),” tandas Maria Tjhin dari Castle Production yang mengembangkan kabayanliplap.com, lantas tertawa.
Dia menguraikan, karakter Kabayan sudah dikenalkan di layar televisi swasta, baik nasional maupun daerah. Bahkan, hingga sekarang pihaknya pun konsisten melanjutkan episode yang juga dibuat dalam bentuk keping CD.
Disebutkan, Kabayan sudah dibuat 104 episode. Apalagi, membuat animasi bukan hal mudah. Ditambah penguatan karakter lewat pengembangan cerita.
“Tapi, sosok Kabayan tidak termasuk sempurna. Dia juga memiliki sisi kebandelan dari seorang anak,” ucap perempuan 46 tahun itu.
Ke depan, lanjut Maria, pihaknya berencana membuat karakter lain yang sudah dikenal masyarakat. “Misalnya, tokoh Punakawan serta mengembangkan cerita yang bisa diterima di kalangan anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, adalahkita.com berisi karya anak bangsa. Misalnya, karya busana milik perancang busana Kleting. Masuk di website tersebut bisa menemukan sejumlah karya milik para perancang busana itu. Di menu Alunan Kita bisa dijumpai karya berupa video lagu.
Gerakan mencintai apa saja yang berbau Indonesia sebenarnya bukan hal yang baru. Pada 2009, pemerintah mengampanyekan istilah ACI secara resmi. Itu berupa peluncuran logo “100 Persen Cinta Indonesia” oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
No comments:
Post a Comment